Tempat berbagi Cerita & Foto Sex, Dewasa, ABG, HOT, Tips Bercinta : Tante Lina Beserta Keponakannya
– Hafiz semakin percaya diri dan berani dimana tantenya memainkan
penisnya, langsung saja Hafiz membuka resleting daster tantenya,
terlihat buah dada yang besar dari kepunyaan Githa, puting tante yang
mungil dan keras berwarna kecoklatan tak lama Hafiz langsung mengulum
puting tante.
Cerita Sex 303 Tante Lina Beserta Keponakannya
Tante lina sedikit panik apa yang
dilakukan Hafiz kepada susunya seperti kesetanan, tante Lina berupaya
bangun dan seharusnya dia menegur keponakannya apa yang di perbuatnya,
dalam hati tante Lina mungkin dia tahu apa yang aku barusan lakukan
dengan penisnya, tapi pikirn itu hanya terlintas sekejap kemudian tante
Lina menikmati apa yang dilakukan keponakannya.
Akhirnya dengan pasrah, Tante Lina tetap
berpura-pura tidur. Apalagi sentuhan lidah Hafiz pada putingnya membawa
kenikmatan yang luas biasa. Bahkan ia mulai menikmati sepenuhnya ketika
kuluman Hafiz disertai gigitan kecil. Tante Lina pun mengigit bibir
karena cumbuan ponakannya.
Ssshh, tanpa sadar Tante Lina mendesah
penuh kenikmatan saat Hafiz mengulum puting buah dadanya. Ia pun
memegangi kepala ponakannya dengan penuh kelembutan seperti tidak boleh
membiarkan aktivitas itu berhenti. Kesadarannya mulai kabur dan seluruh
sendi tubuhnya menjadi sangat lemas.
Hafiz tahu bahwa tantenya berpura-pura
tidur. Ia juga tahu kalau tantenya benar-benar menikmati semua yang dia
lakukan pada tubuh tantenya itu. Hal ini semakin membangkitkan
keberaniannya. Ia segera membuka daster Tante Lina sambil terus mengulum
puting serta meremas-remas tubuh Tante Lina. Dijilatinya seluruh tubuh
tantenya.
Enghh, ahhng, ahh, ngggssssh, Tante Lina
mendesah tanpa mampu menahan apa yang dilakukan ponakannya tersebut.
Tubuhnya seperti tidak mau berhenti dijilati. Saat ini dia hanya ingin
terus disentuh dengan penuh kemesraan.
Napas Hafiz mulai ngos-ngosan.
Kebutuhannya untuk memuaskan dorongan kebutuhannya membuat ia segera
membuka celana dalam Tante Lina. Pemandangan bulu-bulu halus di sekitar
kemaluan tantenya membuat Hafiz semakin bernafsu. Diarahkan batang
penisnya ke dalam selangkangan tante Lina.
Sleep!, Batang Penisnya pun telah masuk
ke dalam lubang kemaluan tantenya. Tante Lina merasakan tubuhnya
dimasuki sesuatu yang terasa luar biasa enaknya. Matanya terpejam sangat
dalam. Tubuhnya mulai merespon gerakan naik turun Hafiz. Nafasnya tidak
teratur dipenuhi dengan dorongan nafsu yang mulai tinggi.
Aahh, essshh, ahh, Tante Lina mulai
mengerang kenikmatan. Ia pun memegangi pantat Hafiz untuk membantu
gerakan naik turun. Mendengar suara desahan-desahan Githa pun terbangun.
Ia sedikit terhenyak melihat tubuh tantenya dalam keadaan telanjang
ditindih oleh Hafiz.
Dilihatnya Hafiz dengan penuh nafsu
menyetubuhi Tante Lina. Githa pun agak bingung bahwa Tantenya itu justru
merepon dengan desahan-desahan. Tangan Hafiz memegangi paha Tante Lina
dan pinggangnya terus bergerak di sela-sela selangkangan tantenya itu.
Melihat adegan sepupu serta desahan tantenya dalam ruangan yang
remang-remang ini membuat Githa mulai terangsang.
Tanpa sadar Githa mendekati wajah
tantenya itu. Diciumnya bibir Tante Lina. Tante Lina pun dalam keadaan
yang sudah di awang-awang segera merespon ciuman itu dengan lumatan yang
penuh birahi. Hafiz sudah asyik dengan aktivitas maju-mundur untuk
meningkatkan kenikmatannya.
Eng, sssh, nikmat, Ran, desah Githa
sambil disela-sela ciumannya dengan Tante Lina. Penis Hafiz terasa
semakin tersedot-sedot. Suara kecepak kecepok menjadi semakin keras dan
berirama sering dengan gerakan Penis Hafiz memasuki liang vagina Tante
Lina.
Githa semakin larut dengan permainan
tante dan sepupunya itu. Vaginanya pun telah menjadi basah karena
terangsang melihat adegan sepupu dan tantenya itu. Kepala Githa kemudian
bergerak turun. Bibirnya mengulum puting dan tangannya meremas-remas
buah dada tantenya.
Enghsss, enghh, terusshhin, engshh,
Tante Lina semakin merasa terbang di awang-awang. Gerakan Hafiz membuat
vaginanya terasa sangat nikmat. Jilatan lidah Githa pada putingnya
semakin membuat nafsunya menjadi-jadi.
Nafasnya menjadi semakin tidak teratur.
Cumbuan kedua ponakannya memenuhi kebutuhan seksualnya yang sudah
tertahan belasan tahun. Tubuhnya pun ikut maju-mundur seiring dengan
gerakan Hafiz. Ia pun semakin mempererat pelukannya pada Hafiz.
Gerakan maju-mundur Hafiz diimbangi
dengan gerakan bergoyang-goyang oleh Tante Lina. Aktivitas ini membuat
ia merasa ada sesuatu yang mendesak. Tante Lina semakin mempercepat
goyangannya. Ia memeluk Hafiz sangat erat sambil terus mengoyangkan
pinggulnya dengan cepat.
Tiba-tiba tubuh Tante Lina menegang dan
vaginanya berdenyut-denyut seperti meledakkan sesuatu. Ia merasa
tubuhnya hancur berkeping-keping dalam kenikmatan.
Ran, ganti aku aja, Tante udah lemas
tuh, ucap Githa tanpa malu-malu. Ia segera mengangkangkan kakinya.
Nafsunya sudah memuncak dan harus dipenuh. Seluruh bagian tubuhnya
seperti menuntut untuk dicumbui.
Hafiz pun menarik penis dari kemaluan
tantenya yang telah terkulai itu. Diarahkannya batang kemaluannya itu ke
arah lubang kemaluan Githa yang telah mengangkang itu. Sleep!, Penisnya
langsung terasa tersedot-sedot. Ditindihnya tubuh sepupunya itu.
Mereka sudah dikuasai oleh birahi yang
tak tertahankan. Kebutuhan itu saling memuaskan membuat tidak ada lagi
kecanggungan diantara mereka. Hafiz menciumi buah dada Githa sambil
pinggang melakukan gerakan naik turun. Githa melingkarkan tangannya pada
punggung Hafiz.
Enghh terusshh, Ran, masukin terus,
enggsshh, desah Githa sambil matanya masih terus terpejam. Dengan
perlahan Hafiz menarik tubuh Githa agar duduk di atas pinggang Hafiz.
Posisi ini semakin membuat penis Hafiz lebih bisa masuk lebih dalam
lagi. Tangan Hafiz memegangi pantat sepupunya itu. Githa juga merasa
vaginanya terisi lebih penuh oleh batang kemaluan Hafiz.
Hafiz semakin merasa penisnya
disedot-sedot oleh kemaluan sepupunya. Githa yang berada di atas tubuh
Hafiz mulai menggerakkan bandannya. Keduanya telah larut dalam gerakan
berirama. Hafiz semakin memperdalam gerakannya pada selangkangan
sepupunya. Githa pun mencontoh gerakan tantenya dengan menggoyang-goyang
pinggangnya.
Enghh, terus, Enghh enaahkk, mata Githa
terpejam dan bibirnya mendesah. Hafiz terus menggerakan pinggangnya
semakin cepat. Goyangan Githa pun menjadi samakin cepat pula. Kedua
tubuh itu telah menyatu dalam kebutuhan yang tak tertahankan. Vaginanya
terasa semakin berdenyut-denyut oleh sodokan-sodokan penis sepupunya
itu.
Lebihh kerashh, enghh lagi, Githa
merasakan tubuhnya akan meledak. Gerakan keduanya menjadi semakin cepat
dan keras. Tiba-tiba saja tubuh keduanya menegang secara bersamaan tanda
mereka mencapai puncak kenimatan bersamaan. Beberapa saat kemudian
ketiganya sudah tertidur pulas dalam keadaan telanjang
Peristiwa semalam tampaknya dianggap
seperti tidak pernah ada oleh Tante Lina. Saat makan pagi, tante Lina
tampak berusaha bersikap santai.Ran, kamu mau kemana hari ini, tanya
Tante Lina sambil mengoleskan mentega pada roti tawarnya.
Ia sudah mengenakan busana kerja. Blus
krem dan rok span abu-abu.Mungkin ke toko buku, ada novel Shedney
Shieldon yang baru, ucap Hafiz sambil berpura-pura membaca koran. Ia
masih sungkan dengan Tante Lina mengingat apa yang dilakukannya semalam.
Ia takut kalau sampai Tante Lina lapor
ke mamanya. Bisa-bisa aku dibunuh oleh Papa, pikirnya.Kalau gitu ini
buat beli novelnya, ucap Tante Lina sambil menyodorkan dua lembar uang
lima puluh ribuan. Hafiz pun mendongakan kepalanya sambil
terheran-heran.
Dilihatnya Tante Lina mengangguk. Tanda
ia harus menerima uang itu.Makasih ya, Tante, ucap Hafiz sambil
menyorongkan badannya memeluk Tante Lina, Merekapun berangkulan
erat.Tiba-tiba Tante Lina berbisik, Yang tadi malem jangan kasih tau
siapa-siapa ya, Ran.Iya, Tante.
Kemaluan Hafiz terasa mengeras. Terus
kalau Hafiz takut tidur sendirian, tidur di kamar Tante aja ya, ucap
Tante Lina dengan nada datar. Ia tidak mau Hafiz menangkap keinginannya.
Namun bagi Hafiz kata-kata itu seperti undangan yang sangat jelas
maksudnya.
Hafiz pun sedikit melonggarkan
pelukannya dan melihat wajah Tante Lina tampak agak memerah. Hasrat
untuk melakukan aktivitas seperti semalam menggelegak dalam dirinya.
Tanpa sadar diciumnya bibir Tante Lina.
Pertama lembut namun kemudian semakin
ganas. Kebutuhannya mulai tak tertahankan. Tante Lina sempat gelagapan
dengan apa yang dilakukan oleh Hafiz. Ia tidak mengira Hafiz sudah
berani terang-terangan.
Namun sekian detik kemudian ia mulai
membalas ciuman itu. Mereka saling melumat lidah dan menghisap. Ia
bahkan membiarkan tangan Hafiz membuka kancing blusnya. Tangan Hafiz
segera menyisihkan BH dan meremasi buah dadanya. Semakin lama buah dada
itu terasa mengeras.
Sudah, Ran. Tante mau ke kantor, ucap
Tante Lina sambil berpura-pura tidak mau. Namun tampaknya Hafiz tidak
peduli. Ia mulai menciumi leher tante Lina dengan lembut. Tangannya yang
satu bahkan mulai mengangkat span abu-abu itu hingga celana dalam tante
Lina terlihat. Tangan Hafiz pun mulai menggerayangi sesuatu yang ada di
balik celana dalam itu.
Ash, neghh, udah, Ran, desah Tante Lina.
Ia tidak ingin terlambat. Tender proyek dua M itu bisa hilang, pikir
tante Lina. Namun apa yang dilakukan ponakannya ini benar-benar terasa
nikmat. Akhirnya ia membalikkan badan dan segera menurunkan celana
dalamnya.
Udah, Ran dari belakang aja, ucap Tante
Lina sunguh-sungguh. Rani, teman kantornya, pernah mengatakan kalau pria
bersetubuh lewat belakang akan cepat ejakulasi. Paling tidak ia masih
sempat merasakan persetubuhan dan tidak terlambat ke kantor.
Kesempatan itu tidak disia-siakan Hafiz.
Dipelorotkannya celana pendeknya. Batang penisnya tampak sudah sangat
tegang. Perlahan diarahkannya penisnya ke vagina Tante Lina. Sleppp!,
Penis Hafiz mulai memasuki lubang kemaluan Tante Lina.
Lututnya seperti hampir copot ketika
penis itu masuk ke dalam lubang vagina Tante Lina. Tante Lina juga
segera merasa lemas. Ia pun segera menahan badannya pada sandaran sofa.
Posisinya seperti orang yang akan naik kuda.
Eenghh, nikmat, terussshh, desah Tante
Lina sambil memejamkan mata. Hafiz memegangi pinggang tantenya dan terus
menyodok-nyodokan penisnya ke vagina Tante Lina. Penisnya terasa
seperti dipijat-pijat dan disedot-sedot. Ia kemudian ikut membungkukkan
badan agar tangannya dapat meremas buah dada Tante Lina yang ranum
menggantung.
Gerakan mereka makin lama makin cepat.
Tante Lina sudah tertelungkup di sandaran sofa dan Hafiz menyetubuhinya
dari belakangnya. Kenikmatan itu semakin membuat ia lupa urusan
kantornya.Terusshh, Ran, enakkk, desah Tante Lina.
Beberapa saat kemudian Hafiz mempercepat
gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Lina namun pinggangya masih
melakukan gerakan maju-mundur. Tiba-tiba tubuhnya mengejang sambil
penisnya disorongkan secara mendalam ke lubang kemaluan Tante Lina.
Ia telah sampai di pucak kenikmatan.
Cret.., cret.., cret, sperma Hafiz membasahi lubang kemaluan Tante Lina.
Ia kemudian menarik penisnya dan segera menjatuhkan badannya ke sofa.
Tante Lina segera menaikkan celana
dalamnya dan merapikan blus serta rok mininya. Dilihatnya ponakannya
memandang dengan mesra. Tampaknya kecanggungan diantara mereka sudah
luntur dan berganti hubungan dua lawan jenis yang saling membutuhkan.
Tante Lina pun mau tidak mau mulai
mengakui bahwa ia tidak lagi melihat Hafiz sebagai ponakannya namun tak
lain sebagai pria yang mampu memberikan kepuasan seksualnya.
Udah, ya Tante ke kantor dulu, ucap
Tante Lina sambil mendekati Hafiz. Mereka berciuman dengan mesra seperti
seorang kekasih. Setelah melihat jam di dinding, Tante Lina segera
beranjak ke garasi. Ia sudah terlambat sepuluh menit. Tak lama kemudian
deru suara mobil pun berbunyi dan semakin lama semakin menghilang. Hafiz
pun segera memakai celananya dan tertidur di sofa.
cerita dewasa, kumpulan cerita sex, blowjob, handjob, cerita sex dewasa, cerita seks dewasa, tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex, cerita kenikmatan,cerita bokep, cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi, cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep